Laman

PLEASE YANG COPY-PASTE DARI BLOG, TOLONG DICANTUMKAN ^_^

Sabtu, 17 November 2012

Peranan Pertanian Dalam Perekonomian Lampung


PERANAN PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG




Oleh

Adawiah








I.  PENDAHULUAN


Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah.  Bandar Lampung memiliki banyak sektor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerahnya seperti sektor industri, sektor jasa, sektor perdagangan dan sektor pertanian.  Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju pertambahan manusia.  Sejak manusia mulai berusaha sendiri menanam tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhannya 12.000 tahun yang lalu, usaha untuk memperbaiki cara-cara bercocok tanaman sangat lamban (Nurmala, 2012). 

Indonesia yang  merupakan negara agraris dan sebagian masyarakat daerah bermata pencaharian di bidang pertanian, salah satunya provinsi lampung. Lahan di Propinsi Lampung sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu, sumber daya alam lainnya yang dimiliki adalah perikanan laut, kehutanan, dan pertambangan yang potensial untuk dikembangkan.  Terlihat jelas bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan perekonomian provinsi ini, terutama pada wilayah-wilayah di pedesaan.  Ekonomi adalah ilmu sosial, dalam ekonomi mempelajari:(a) perilaku individu dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya (alam , manusia dan modal) yang langka; (b) memilih alternatif penggunaan (produktif dan non produktif); (c) dalam rangka memproduksi berbagai komoditi (barang dan jasa); (d) untuk kemudian menyalurkannya (distribusi dan transportasi); (e) baik saat ini maupun dimasa depan (strategi , perencanaan); (f) kepada individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat.  Pertanian berkaitan erat dengan ilmu ekonomi, jika pertanian dikelola dengan cara studi ekonomi seperti diatas maka itu akan sangat membantu meningkatkan perekonomian khususnya daerah Lampung sendiri.







II.  PEMBAHASAN


Sektor pertanian menjadi salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau, pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis.  Hal ini dicapai dengan memusatkan perhatian pada sektor pertanian terutama pada tanaman bahan makanan, karet, lada, kopi, dan pisang. Akan tetapi, dengan adanya penurunan tajam dalam hasil produktifitas panen dari hampir seluruh jenis bahan pokok, ditambah mayoritas petani aerah Lampung yang bekerja di lahan kurang dari setengah hektar, aktifitas pertanian kehilangan potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan. Sektor pertanian Lampung memiliki laju pertumbuhan paling lambat jika dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian yang lain seperti sektor industri dan sektor perdagangan. Hal tersebut dikarenakan, selama ini sektor pertanian hanya dikelola secara tradisional dengan sumberdaya manusia yang tergolong masih rendah. Apabila hal tersebut terus berlangsung, maka bukan tidak mungkin akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi pada wilayah pedesaan dimana wilayah tersebut berbasis pada sektor pertanian. Provinsi Lampung memiliki potensi lahan cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian merupakan lahan suboptimal seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang surut dan gambut yang produktivitasnya relatif rendah.  Jika keberadaan lahan suboptimal tersebut dapat direkayasa dengan inovasi teknologi budi daya dan dukungan infrastruktur jalan dan irigasi yang baik, lahan tersebut dapat menjadi produktif.  Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang belum seluruhnya dimanfaatkan. Demikian pula ada potensi yang telah dimanfaatkan tetapi belum optimal dikembangkan antara lain adalah pertanian lahan kering maupun lahan basah, perikanan, pengolahan hasil hutan, pariwisata, industri, dan pertambangan. Pertanian terdapat di kawasan Terbanggi Besar, Menggala, dan Sungkai Selatan dengan komoditas utama antara 

 
lain padi, jagung, ketela pohon, tebu, karet, kelapa hibrida, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, dan cengkeh. Potensi kehutanan di propinsi ini cukup besar dengan komoditas utamanya berbagai jenis kayu dan rotan. Potensi perikanan berupa usaha perikanan darat dan per­ikanan laut di kawasan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dan sangat potensial untuk dikembang­kan lebih lanjut.  Pariwisata juga merupakan sektor yang berpeluang untuk di kembangkan. Lampung memiliki objek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata alam meliputi antara lain Pantai Pasir Putih, Puncak Gisting, Air Terjun di Kota Agung, Taman Nasional Way Kambas, Bukit Barisan Selatan, dan Taman Laut Krakatau. Wisata budaya meliputi antara lain Taman Budaya dan Museum Lampung.  Di bidang industri, baik yang berbasis sumber daya pertanian, khususnya industri pengolahan basil pertanian dan hasil hutan, maupun industri manufaktur dengan komoditas barang dari kayu, gula, tapioka, kopi, dan makanan memiliki potensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.  Di bidang pertambangan dan galian, Propinsi Lampung memiliki berbagai bahan tambang dan galian seperti batubara, emas dan perak di Lampung Utara dan Lampung Selatan, panas bumi di Suoh, besi di Kalianda dan Teluk Betung, marmer di Bedengbaru, serta batu kapur, andesit, basalt, tuff, granit, kwarsa, pasir darat, tanah serap, dan batu apung yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Namun tidak mudah dalam manjalankan itu semua berbagai masalah harus dihadapi:
(1) biaya produksi pangan dan pertanian umumnya menjadi semakin besar;
(2) kelangkaan air semakin nyata;
(3) ketersediaan lahan semakin berkurang;
(4) risiko kemiskinan dan kelaparan karena perubahan iklim menjadi semakin besar Perubahan iklim juga menjadi tantangan bagi sektor pertanian Lampung. Dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan.
(5) Persoalan pascapanen juga menjadi kendala dalam pengembangan sektor pertanian Lampung mengingat kualitas produksi pangan kurang memenuhi standar mutu yang ditetapkan pengusaha
(6) Kualitas sumber daya manusia yang ada bisa dikatakan masih rendah, ini telihat hanya sedikit dari mereka yang menyelesaikan pendidikan tingkat menengah dan pendidikan tingkat tinggi, sehingga tingkat produksifitas secara umum masih relatif rendah.
(7) Permodalan juga menjadi persoalan yang selalu muncul setiap musim tanam, karena lemahnya akses petani kepada sumber-sumber pembiayaan produkstif. Sistem perbankan nasional juga kurang berpihak terhadap usaha pertanian rakyat. Sehingga petani lebih memilih rentenir yang menyediakan pinjaman modal dengan cepat walau dengan bunga lebih tinggi dibanding lembaga keuangan formal.







III.  PENUTUP


Dari masalah-masalah yang ada, itu merupakan tantangan bagi peerintah Provinsi Lampung seperti (a) Fokus dalam pendapatan para petani Lampung; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan; (b) Peningkatan keamanan dan pengamanan lingkungan sosial masyarakat; (c) Perbaikan sarana dan prasarana wilayah, seperti: jalan, komunikasi, listrik dan sistem transportasi; agar memperlancar akses ke pasar regional maupun internasional; (d) Kerjasama dan mengundang investor untuk mengelola sektor-sektor ekonomi; (e) Menggali potensi sektor-sektor unggul provinsi lampung terutama hasil tanaman, bahan makanan, perkebunan karet, kopi, lada dan usaha kripik pisang; (f) Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan dan Pemerintah Provinsi perlu mempelopori kembali gerakan turun ke desa dan program gerakan membangun desa. Kondisi pertanian Lampung dengan segala permasalahan yang dihadapi, tentunya menjadi acuan bagi pemerintah Provinsi Lampung untuk mereposisi kebijakan pembangunan pertanian ke depan agar bernuansa kerakyatan dan keberlanjutan. Sehingga supremasi sektor pertanian saat ini bisa dipertahankan atau ditingkatkan.