Laman

PLEASE YANG COPY-PASTE DARI BLOG, TOLONG DICANTUMKAN ^_^

Sabtu, 19 Oktober 2013

10 Macam Gulma







1. Synedrella nodiflora

Nama umum : Gletang warak, legetan (Jawa), jotang kuda (Sunda)
FamiliAsteraceae
Batang: Tegak, bercabang menggarpu berulang-ulang
Daun: berhadapan; dengan tangkai bentuk talang, banyak rambut,Helai daun bundar telur memanjang
Bunga: bunga terdapat pada ketiak daun dengan daun yang tersusun satu atau dua bunga, bunga cakram serupa tabung kuning muda dengan taju kuning cerah dan tabung kepala sari coklat kehitaman
Habitat: Tempat-tempat yang sedikit ternaungi, kerap ditemukan di perkebunan, pekarangan, tepi-tepi jalan, pagar, dan saluran air; padang; dan tanah-tanah terlantar.



2. Porophyllum ruderale

Nama umum: Ketumbar bolivia
Famili: Asteraceae
Batang: Hijau kebiruan, bercabang-cabang, sebagian atau seluruhnya sering ungu kemerahan
Daun: Helaian daun gundul, agak-agak berdaging, jorong hingga jorong bundar, lubang kelenjar serupa pori
Bunga: panjang seperti tabung, mahkota bentuk tabung sempit, hijau kekuningan dengan ujung ungu kecoklatan
Habitat: menyukai tanah yang subur, bertanah lembap, dan sawah-sawah






3. Eichornia crassipes

Nama umum: Enceng gondok, kelipuk (pelembang), ringgak (lampung)
Batang: tidak mempunyai batang
Daun: tunggal dan berbentuk oval, ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung,dan bewarna hijau
Bunga: bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung
Biji: berbentuk bulat dan berwarna hitam
Habitat: di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.





4. Commelina benghalensis

Nama umum: Gewor, gewor tali korang (Sunda), petungan(Jawa) rebha moksor (Madura), fangalu (Minahasa), rulonga lootili (Gorontalo)
Famili: Commelinaceae
Batang: menjalar dan tinggi
Daun: bulat telur memanjang atau bentuk lanset,Daun pelindung berbentuk jantung, denga tepi bebas dan ujung meruncing
Bunga: bunga zygomorph, berumur pendekberwarna biru cerah
Biji: bertonjolan bentuk jala
Habitat: hidup terutama di daerah lembab atau becek, dengan ketinggian 1 – 2000 m.






5. Heliotropium indicum

Nama umum: gajahan, sangketan, langun, uler-uleran, buntut tikus, ekor anjing
Famili: Boraginaceae
Batang: tumbuh tegak, tinggi, dan batang berbulu
Daun: daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi bergerigi atau beringgit
Bunga: bunga kecil bergerombol diujung batang, berwarna putih dengan kelopak hijau
Habitat: tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan, sawah kering,kebun dan semak belukar, tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat, dari dataran rendah sampai menengah





6. Digitaria Sp

Nama umum: rumput jampang
Famili: Poaceae
Batang: rumput yang berumpun, batang yang merayap, tinggi, batang pipih dan bewarna hijau
Daun: bangun daun garis, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi kasar, daging seperti kertas
Bunga: seperti bulir,
Habitat: dijumpai dipinggir jalan, pematang sawah, sepanjang aliran sungai atau parit danhutan sekunder, tumbuhnya pada ketinggian 1-1500 m dari permukaan laut





7. Chloris barbata

Nama umum: rumput jejarongan
Famili: Poaceae
Batang: berongga , batang tidak bercabang, silindris, tidak berkambium, berbuku dengan ruas nampak jelas
Daun: kebanyakan cauline, mengumpul di bawah dan warnanya mencolok, strukturnya halus dan tidak berbulu
Bunga: kecil dalam bentuk spikelet, mempunyai lemma dan palea
Habitat: tumbuh dengan baik pada tempat-tempat terbuka, banyak ditemukan tumbuh di pinggir jalan, rel kereta api, atau disekitar lapangan terbang.Rumput ini sangat tahan terhadap garam dan kekeringan






8. Cyperus cyperoides

Nama umum: Pako
Famili: Cyperaceae
Batang: berbentuk persegitiga, lurus tegak dengan tinggi mencapai 20-75 cm, dengan diameter 1-3 mm
Daun: berbentuk lanset dan mempunyai pelepah, bentuk daun makin keujung makin runcing, licin, dan bewarna hijau.
Biji: bulat telur putih kehijauan
Bunga: terminalis, dimana muncul pada ujung batang, bentuk sederhana, spikelet silindris
Habitat: di tempat terbuka maupun teduh contohnya padang rumput, hutan sekunder, pinggir jalan, semak belukar, tepi sungai, perkebunan kelapa. Dapat tumbuh pada ketinggian tanah dari 0-2000 m dpl.






9.  Ageratum conyzoides

Nama umum: Babadotan
Famili: Asteraceae
Batang: tegak atau berbaring, batang gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang
Daun: bentuk daunnya bulat telur dan runcing pada bagian ujungnya, bercak hijau dengan garis-garis tulang daun yang jelas dan berwarna kuning muda, dan bergerigi pada kedua sisinya
Bunga: bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas,di ujung tangkai yang berambut, mahkota dengan tabung sempit, putih atau ungu
Habitat: ditemukan sebagai tumbuhan pengganggu di sawah-sawah yang mengering, ladang, pekarangan, tepi jalan, tanggul, tepi air, dan wilayah bersemak belukar







10.  Echinochloa colona

Nama umum: Rumput bebek
Famili: Poaceae
Batang: batang tegak atau menghampar dipermukaan tanah
Daun: panjang pelepah daun sama dengan panjang helai daunnya. Pangkal helai daun lebar,ujungnya lancip
Biji: bulat
Bunga: majemuk, berbentuk malai, mengandung 3-8 tandan/ malai dan setiap tandan tersusun rapi
Habitat : di sawah













Peran Karantina Tumbuhan untuk Mencegah Gulma Eceng Gondok



Karantina Tumbuhan dalam Mencegah Masuknya Eceng Gondok Sebagai Gulma Invansif


Spesies invasif adalah spesies yang muncul sebagai akibat dari aktivitas manusia, melampaui penyebaran normalnya yang dapat mengancam lingkungan, pertanian dan sumber daya yang lainnya.  Spesies invasif yang akan dibahas yaitu spesies pada tumbuhan yang sifatnya mengganggu seperti gulma.  Karakter spesies invasif antara lain tumbuh cepat, reproduksi cepat, kemampuan menyebar tinggi, toleransi terhadap kondisi lingkungan, reproduksi aseksual, dan berasosiasi dengan manusia.
Sifat invasif gulma dapat terjadi pada tumbuhan akuatik ataupun tumbuhan terestrial.  Tumbuhan akuatik dapat berubah status menjadi gulma jika keberadaan nya bersifat mengganggu kepentingan manusia dalam memanfaatkan perairan.  Banyak contoh tumbuhan akuatik yang menjadi invasif ketika diintroduksi ke luar daerah aslinya. Tumbuhan akuatik dapat menjadi gulma diduga antara lain terjadi karena tumbuhan tersebut tidak lagi dikendalikan oleh musuh alami, ataupun adanya tekanan kompetisi dari spesies tumbuhan lain yang mempunyai karakter sama.
Contohnya adalah eceng gondok (Eichornia crassipes) yang didatangkan hanya karena tertarik pada keindahan bunganya.  Spesies ini telah menjadi pengganggu di banyak daerah terutama habitat perairan.

Gulma eceng gondok dikenal sangat invasif karena spesies tumbuhan ini memiliki daya adaptasi yaitu dapat hidup pada daerah tropis dan subtropis serta laju reproduksi yang tinggi dilihat dari reproduksi secara seksual melalui biji dan aseksual dengan stolon.  Pada kondisi lingkungan yang menguntungkan eceng gondok dapat menghsilkan 3000 individu baru dalam kurun waktu 50 hari.
Penyebaran eceng gondok dilaporkan pertama kali berasal dari Amerika yang digunakan sebagai tanaman hias kolam, kemudian menyebar hingga Indonesia.  Penyebaran di Indonesia sendiri sudah menyeluruh ke semua daerah seperti sumatera, jawa, kalimantan dan Irian Jaya. 
Keberadaan eceng gondok tersebut membawa masalah terutama pada ekosistem perairan.  Kerugian yang ditimbulkan seperti menutup permukaan air, pendangkalan danau, penurunan pertumbuhan ikan dan tumbuhan air dikarenakan rendahnya oksigen dalam air.  Dari segi ekonomi eceng gondok yang menutupi permukaan air dapat menghambat pelayaran pada daerah-daerah yang masih bergantung pada sistem transportasi air.  Selain itu gulma tersebut dapat menurunkan nilai jual terutama pada tempat-tempat wisata.

Karena gulma invasif dapat mengancam kelestarian keanekaragaman hayati sehingga diperlukan peraturan untuk mengendalikan introduksi dan penyebaran gulma invasif di Indonesia. Disinilah peran dari Karantina Tumbuhan diperlukan dalam mencegah berkembangnya gulma invasif.  Karantina Tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dari luar negeri dan dari suatu Area ke Area lain di dalam negeri.  Karantina Tumbuhan merupakan filter, yakni menyaring pemasukan tumbuhan dan bukan sebagai penghalang yang melarang setiap usaha pemasukan tumbuhan dan bagian-bagiannya.  Karantina Tumbuhan menempatkan upaya melindungi dan melestarikan sumber daya hayati sebagai bagian dari pembangunan sistem dan usaha agribisnis.

Namun, sangat disayangkan Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati (2011) menyatakan sampai saat ini peraturan yang khusus mengatur tentang spesies asing invasif belum terdapat di Indonesia.  Peraturan hanya berdasarkan Konvensi PBB tentang keanekaragaman hayati (United Nations Convention on Biological Diversity (CBD) mengamanatkan agar setiap negara peserta perjanjian (termasuk Indonesia) berkewajiban mencegah pemasukan, mengawasi, dan melakukan mitigasi terhadap IAS yang mengancam ekosistem, habitat, dan spesies lainnya. Indonesia sendiri telah meratifikasi perjanjian CBD ini melalui Undang-undang No. 7 tahun 1995 dan Undang-undang No. 21 tahun 2004 tentang Ratifikasi Protokol Cartagena. Selain itu juga telah diundangkan beberapa produk hukum Indonesia berkaitan dengan IAS, antara lain Undang-undang No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan; Undang-undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Selasa, 15 Oktober 2013

Laporan Reaksi Ph Tanah



I.                   PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang


Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, karena menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungan antara pH dengan sifat-sifat tanah.  Skala pH mencangkup dari nilai 0 sampai dengan 14.  Untuk nilai 7 pH tersebut dikatakan netral, nilai dibawah 7 dikatakan asam dan basa bila nilai diatas 7.  Ditinjau dari kondisi tanah pH tertentu cenderung dikaitkan dan dihubungkan, tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya didominasi oleh hidrolisa karbonat dan mereka dikembangkan dari bahan induk yang dikapur.  pH biasanya dipengaruhi bukan hanya bahan induk, namun juga dipengaruhi oleh dekomposisi bahan organik, pengendapan vegetasi alami, kedalaman tanah dan penggenangan.  Reaksi pH tanah bukan sifat dari morfologi tanah melainkan sifat dari kimia tanah, pengukuran pH tanah yang dilakukan memberikan keterangan tentang kebutuhan kapur, respon tanah, dan proses kimia yang mungkin berlangsung dalam proses pembentukan tanah yang umumnya berhubungan dengan reaksi tanag.  Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah yakni kemasaman aktif dan potensial.  Reaksi tanah aktif ialah yang diukur konsentrasi hidrogen bebas yang terdapat dalam larutan, reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan.  Tanah asam banyak mengandung ion H+ yang dapat ditukar sedangkan tanah alkali kaya unsur-unsur basa yang dapat ditukar.  Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pHnya dengan cara menambah kapur dalam tanah, sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan belerang.

1.2.  Tujuan


Tujuan dari percobaan reaksi pH tanah adalah
1  Mengetahui reaksi pH yang terjadi di dalam tanah
2.  Mengetahui dan memehami pengaruh pH tanah untuk pertumbuhan tanaman
3.  Mengetahui cara pengukuran pH tanah berdasarkan warna dan pH meter







II.                TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan tingkat kemasaman tanah, tanah dipisahkan kedalam beberapa kelas kemasaman dan kebasaan.  Biasanya tanah-tanah masam umum dijumpai didaerah iklim basah.  Dalam tanah tersebut konsentrasi H+ melebihi konsentrasi ion OH-.  Tanah tersebut dapat mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar.  Tanah alkali kebanyakan terdapat didaerah iklim agak kering hingga kering.  Akibat reaksi alkali tanah tersebut hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn terlarut.  Al memiliki peranan dalam kemasaman tanah (Tan, 1992).

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.  Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut.  Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+.  Bila kandungan H+ sama dengan OH-, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hakim dkk, 1986).

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting.  Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan usur hara; juga terdapat beberapa hubungan antara ph dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh : 1) Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2) Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3) Ukurlah pH suspensi air tanah.  Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi H2 larutan tanah.  Keadaan dipersukar oleh

bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat (Foth, 1999).

Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa.  Asam‑asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah.  Ion‑ion H+ bebas menciptakan kemasaman aktif.  Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah.  Tipe kemasaman inilah yang sangat menentukan dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Hanafiah, 1983).








III.             METODE PERCOBAAN


3.1  Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah tabung plastik, kertas lakmus, timbanagn, mesin pengocok dan pH meter.  Sedangkan bahan yang digunakan tanah kering udara yang lolos dengan ayakan 2 mm, air destilata dan larutan KCl 1 N.


3.2  Cara Kerja


Penetapan Ph dengan lakmus

5 g tanah dimasukkan ketabung plastik dan ditambahkan 12,5 ml air destilata/aquades.  Lakukan hal yang sama dengan memasukkan 5g tanah ke tabung plastik ditambahkan 12,5 ml KCl 1 N
                                                                
Dikocok selama 10 menit dan kemudian diamkan selama 5 menit
                                                                
Dicelupkan kertas lakmus pada cairan bening diatas lumpur tanah, usahakan agar lakmus tidak terbenam dalam lumpur
                                                                
Disesuaikan warna lakmus dengan daftar warna dikotak lakmus dan catat pH
                                                                

                                                               
Penetapan pH dengan aquades dan KCl dilakukan pada 2 jenis tanah yang berbeda, masing-masing 1 kali ulangan


Penetapan pH dengan Ph meter

Ditimbang tanah 5g, kemudian dimasukkan kedalam botol plastik dan ditambahkan 12,5ml air destilata.  Lakukan hal yang sama dengan memasukkan 5g tanah kedalam botol plastik dan ditambahkan 12,5ml KCl 1N
                                                                 
Dikocok selama 30 menit dengan mesim pengocok lalu diamkan sebentar
                                                                
Diukur dengan pH meter
                                                                
Ditetapkan pH dengan aquades dan KCl dilakukan pada 2 jenis tanah yang berbeda, masing-masing 2 kali ulangan











IV.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil Pengamatan


Jenis tanah
ulangan
Ph lakmus
pH (pH meter)
H2O
KCl
H2O
Rataan
KCl
Rataan
GM
1
2
6
5,5
6,74
5,56
6,15
4,78
4,94
4,86
GPPC
1
2
4,5
4
4,91
4,20
4,55
3,59
3,62
3,60


4.2  Pembahasan


Pada percobaan reaksi pH tanah dilakukan dengan metode penetapan pH tanah yaitu secara kalorimeter yang didasarkan warna dan pH meter.  Penetapan pH berdasarkan warna dilakukan dengan indikator.
Dengan penetapan pH dengan lakmus ataupun dengan memakai pH meter mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Untuk pH meter
Kelebihan:
1.  Indikator yang menutrisi larutan dengan asam yang teliti misalnya: pH yang
     dihasilkan menunjukkan hingga desimal bukan hanya angka bulat.
2.  Penggunaan lebih sederhana

3.  Pengukuran (akuransi) atau hasilnya lebih terjamin
Kelemahan:
1.  Harga alatnya lumayan mahal namun dapat digunakan berulang-ulang
2.  Penggunaan tidak dapat dilakukan pada lahan yang luas tetapi hanya dapat
     dilakukan sekitar 1-2 ha
3.  Kurang efisien untuk dibawa ke lapang karena membutuhkan arus listrik

Lakmus
Kelebihan:
1.  Pemakaian kertas lakmus lebih mudah yaitu mencocokkan warna pada kertas
     lakmus
2.  Alatnya murah
3.  Metode ini lebih cepat dan efektif untuk dilapang

Kekurangan:
1.  Angkan yang ditunjukkan angka bulat sehingga hasil kurang akurat
2.  Alatnya tidak dapat dipakai berulang-ulang

Dari pernyataan diatas pH meter mempunyai ketelitian yang akurat dibandingkan dengan lakmus sehingga data yang didapat juga lebih akurat.  Dengan pH meter cukup mengukurnya dengan membuat kontak antara larutan elektroda pH meter.  Dari hasil atau data yang ada didapatkan jenis tanah GM ulangan 1 menggunakan pH (lakmus) H2O pH 6, KCl 5,5 dan H2O pH 6,74.  Ulangan 2 menggunakan lakmus H2O pHnya 5,56.  Sedangkan menggunakan pH meter tanah GM ulangan 1 KCl pHnya 4,78 dan ulangan 2 KCl 4,94.  Dari jenis tanah GGPC ulangan 1 pHnya 4,5, KCl 4 dan H2O pHnya 4,91.  Sedangkan menggunakan pH meter ulangan 1 KCl 3,59.  Untuk tanah GGPC ulangan 2 H2O pHnya 4,20 dan dengan pH meter KCl 3,62.

Dari hasil pengamatan diatas terlihat pH KCl lebih rendah jika dibandingkan dengan H2O.  Pengukuran pH dengan larutan pengekstrak KCl akan memberikan nilai lebih rendah 0,5-1,5 satuan pH dibanding jika menggunakan H2O, teori tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan.
Ini terjadi dikarenakan garam KCl akan melepaskan H+ dari kompleks serapan sehingga tanah akan lebih masam.  Tanah yang masam kerana kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion Al3+ yang bersifat masam karena air ion tersebut menghasilkan H+.

Dari data diatas tanah GM dan GGPC mempunyai pH<7 baik dengan menggunakan lakmus maupun pH meter.  Jika pH=7maka netral, pH>7 maka basa dan pH<7 maka masam.







V.                KESIMPULAN


Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini antara lain
1.   pH adalah derajat kemasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
      kemasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan

2.  Penetapan pH dapat dilakukan dengan menggunakan lakmus dan pH meter

3.  Data yang dihasilkan pH meter lebih akurat dibandingkan lakmus

4.  pH dan KCl lebih rendah jika dibandingkan pH dari H2O

5.  Tanah GM dan GGPC merupakan tanah yang termasuk masam








DAFTAR PUSTAKA



Foth, H.  1984.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Gadjah Mada University Press.   
     Yogyakarta.

Hakim, dkk.  1986.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah.  ITB.  Bandung.

Hanafiah, K. A.  1989.  Pengaruh Pencampuran Gambut dan Pengapuran I
     terhadap Ketersediaan Pada Tanah Podzolik.  Jurusan Tanah UNSRI.
     Palembang.

Tan, Kim. H.  1992.  Dasar-Dasar Kimia Tanah.  Gadjah Mada University Press. 
     Yogyakarta.





LAMPIRAN


PERTANYAAN


1.  Terangkan mengapa dalam penetapan pH tanah perbandingan antara air
     dengan tanah harus diperhatikan?
2.  Mungkinkah pH KCl lebih tinggi daripada pH H2O?  Terangkan!
                                                                                                      

Jawab

1.  Karena semakin tinggi nisbah, semakin tinggi pula pH tanah.  Jika perbandingan ini terlalu rendah, kontak antara larutan tanah dengan elektroda tidak sempurna akibatnya kurang teliti.  Larutan yang akan diukur pHnya harus mempunyai perbandingan air dan tanah yang seimbang.

2.  Tidak mungkin karena KCl memiliki kemasaman potensial sedangkan H2O memiliki kemasaman aktif.  Kemasaman potensial berarti larutan KCl menyebabkan terjadinya hidrolisis AL3+.  Pertukaran anion dan kation sehingga ion H+ yang lepas lebih banyak dan pH akan semakin rendah.



PRETEST


1.  Tuliskan metode penetapan pH tanah?
Metode klorimeter dan metode nisbah

2.  Sebutkan 2 kemasaman tanah dan penyebabnya?
Kemasaman aktif, karena H+ yang bebas dalam tanah dan kemasaman potensial  karena H+ dan Al3+ terjerap pada permukaan kompleks terjerap

3.  Sebutkan faktor yang mempengaruhi pH tanah?
Garam-garam yang terkandung dalam tanah,keseimbangan CO2 udara dan CO2 tanah , serta perbandingan air dan tanah

4.  Tuliskan prosedur percobaan kali ini?

Lakmus:
1.  5 g tanah dimasukkan ketabung plastik dan ditambahkan 12,5 ml air
     destilata/aquades.  Lakukan hal yang sama dengan memasukkan 5g tanah ke
     tabung plastik ditambahkan 12,5 ml KCl 1 N
2.  Dikocok selama 10 menit dan kemudian diamkan selama 5 menit
3.  Dicelupkan kertas lakmus pada cairan bening diatas lumpur tanah, usahakan  
     agar lakmus tidak terbenam dalam lumpur
4.  Disesuaikan warna lakmus dengan daftar warna dikotak lakmus dan catat pH
5.  Penetapan pH dengan aquades dan KCl dilakukan pada 2 jenis tanah yang
      berbeda, masing-masing 1 kali ulangan
 pH meter:

1.  Ditimbang tanah 5g, kemudian dimasukkan kedalam botol plastik dan
     ditambahkan 12,5ml air destilata.  Lakukan hal yang sama dengan
     memasukkan 5g tanah kedalam botol plastik dan ditambahkan 12,5ml KCl 1N
2.  Dikocok selama 30 menit dengan mesim pengocok lalu diamkan sebentar
3.  Diukur dengan pH meter
4.  Ditetapkan pH dengan aquades dan KCl dilakukan pada 2 jenis tanah yang
     berbeda, masing-masing 2 kali ulangan