TEKNIK
PENGENDALIAN GULMA SECARA KIMIAWI
(Laporan
Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma)
Oleh
Adawiah
1114121002
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR
NAMA DAGANG
SOLUSI
865 SL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 1
GEMPA
300/100 SL
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 1
BIMARON
500 F . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .  2
med  ALLY 20 wg. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  2
SARLON
655 EC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .  3
TOPSTAR
50/300 EW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 3
AMEXONE
500 F. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .  4
GALEX
250/250 EC. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .5 
TOUCHDOWN
480 AS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 6
BASTA
150 WSC  . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
1.   Solusi
| 
SOLUSI 865 SL | |||
| 
Bahan
  Aktif | 
2,4
  D dimetil amina 865 g/l (setara dengan 2,4 D 720 g/l) | ||
| 
Jenis
  Formulasi | 
Cair | ||
| 
Translokasi | 
Sistemik | ||
| 
Selektivitas | 
Selektif
  (satu jenis gulma) | ||
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Dilakukan
  pada saat gulma masih dalam stadia vegetatif muda | ||
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Padi
  sawah dan  karet | ||
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Gulma
  daun lebar 
 | ||
| 
Volume
  semprotnya | 
Volume
  tinggi | ||
| 
Mekanisme
   | 
Herbisida dengan persistensi rendah, Herbisida persistensi rendah menandakan lamanya 
aktivitas biologi herbisida dalam
  tanah termasuk rendah.  Dengan
  demikian, herbisida yang terserap tanaman juga rendah sehingga hasil padi
  aman dikonsumsi. | ||
2.
Gempa
| 
GEMPA 300/100 SL | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Luprolamina
  glifosat 300 g/l, isopropitamina 2,4-D 100 g/l | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Cair | 
| 
Translokasi | 
Sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif (dua jenis gulma) | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Pada
  saat gulma tumbuh subur | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Kelapa
  sawit | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Gulma
  daun sempit dan daun lebar (1,2 l/ha) | 
| 
Volume
  semprotnya | 
Volume
  tinggi | 
| 
Mekanisme
   | 
Herbisida
  translokasi, menghambat kerja enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate
  synthase (EPSPS), enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino | 
3.
Bimaron
| 
Bimaron 500 F | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Diuron
  500 g/l | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Cair | 
| 
Translokasi | 
Sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif (tiga jenis gulma) | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Pra-tumbuh | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Tebu | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Daun
  sempit (0,75-1,5 l/ha), daun lebar (0,75-1,5 l/ha) dan teki (1,50-3,0 l/ha | 
| 
Volume
  semprotnya | 
Volume
  tinggi | 
| 
Mekanisme
   | 
Herbisida diuron bersifat sistemik. Herbisida ini biasanya diabsorbsi melalui
  akar dan ditranslokasikan ke daun melalui batang. Pemakaian lewat daun tidak
  ditranslokasikan lagi. Di dalam tubuh tumbuhan diuron mengalami 
degradasi, terutama melalui pelepasan gugus metil. Herbisida diuron
  menghambat 
reaksi Hill pada fotosintesis, yaitu dalam fotosistem II. Dengan demikian 
pembentukan ATP dan NADPH terganggu (Tjitrosoedirdjo et al, 1984
  dalam Agustina V.M.F,. 2006). | 
4.
med  ALLY 20 wg
| 
med  ALLY 20 wg | |||||||
| 
Bahan
  Aktif | 
Metsulfuron
  metil 20% | ||||||
| 
Jenis
  Formulasi | 
Granular | ||||||
| 
Translokasi | 
Sistemik | ||||||
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif (dua jenis gulma) | ||||||
| 
Waktu
  Aplikasi | 
-pada
  waktu tanaman padi berumur 7-12 HST 
-lahan
  tanpa tanaman  
-pada
  waktu gulma tumbuh subur | ||||||
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Padi | ||||||
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
-Daun
  lebar dan daun sempit 
-
  padi (20-30l/ha), lahan tanpa tanaman (100-450 l/ha) | ||||||
| 
Volume
  semprotnya | 
 | ||||||
| 
Mekanisme
   | 
Cara kerja metil metsulfuron adalah menghambat kerja dari enzim acetolactate
  synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan 
menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-acetohydroxybutyrate
  dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga mengakibatkan rantai
  cabang-cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan.
  Tanpa adanya asam amino yang penting ini, maka protein tidak dapat terbentuk
  dan tanaman mengalami kematian | ||||||
5.
 Starlon
| 
SARLON 655 EC | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Triklopir
  butoksi etil ester 665 g/l | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Pekatan
  yang diamulsikan | 
| 
Translokasi | 
Sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif (dua jenis gulma) | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Pada
  saat gulma tumbuh aktif | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Kelapa
  sawit | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Gulma
  semak belukar dan daun lebar (0,5-1 l/ha) | 
| 
Volume
  semprotnya | 
450
   | 
| 
Mekanisme
   | 
Triklopir diabsorbsi oleh daun dan akar, serta di translokasikan ke
  seluruh jaringan tumbuhan.  Triklopir dapat
  merusak tumbuhan melalui translokasi akar tetapi tidak terlalu efektif. Triklopir
  berperan sebagai auksin sintetis, memberikan tumbuhan auksin yang berlebihan
  sekitar 1000 kali dari yang dibutuhkan tumbuhan, sehingga 
menggangu keseimbangan hormon dan menggangu pertumbuhan. | 
6.  Topstar
| 
TOPSTAR 50/300
  EW | |||||||||
| 
Bahan
  Aktif | 
Fluroksipir
  1-MHE | ||||||||
| 
Jenis
  Formulasi | 
Emulsi
  minya dalam air | ||||||||
| 
Translokasi | 
Sistemik | ||||||||
| 
Selektivitas | 
Non
  selktif | ||||||||
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Waktu
  gulma sedang aktif tumbuh dan sebelum berbunga | ||||||||
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Kelapa
  sawit (TM), karet (TBM) | ||||||||
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
 | ||||||||
| 
Volume
  semprotnya | 
450-500
  l/ha (volume tinggi) | ||||||||
| 
Mekanisme
   | 
Fluroksipir adalah herbisida nonfenoksi yang 
dapat ditranslokasikan dan memperlihatkan 
tingkat aktivitas yang tinggi terhadap gulma 
berdaun lebar. 
   
Fluroksipir tergolong ke dalam
  herbisida auksin. Pada dosis
  rendah bersifat sebagai auksin,
  namun pada dosis yang tinggi bersifat sebagai herbisida (mematikan). Fluroksipir mempengaruhi sintesis lemak dan RNA (Aldrich RJ 1984; dalam kristiawati 2003). Terganggunya sintesis lemak sebagai salah satu komponen membran sel
  akan diikuti oleh terganggtmya
  proses-proses biokimia yang
  lain. Sedangkan terganggunya sintesis RNA akan mempengaruhi transfer infomasi 
genetik, selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan, bentuk, dan fungsi organ
  tanaman (epinasti, bengkok
  batang, daun keriting) Fluroksipir
  juga mempengaruhi kemampuan tanaman
  dalam metabolisme nitmgen dan produksi
  enzim | ||||||||
7.  Amexone 500 F
| 
AMEXONE 500 F | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Ametrin
  500 g/l | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Larutan
  (F) | 
| 
Translokasi | 
Sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif (dua jenis gulma) | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Sebelum
  tanam | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Tebu | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Daun
  lebar (2-4 l/ha), daun sempit (2-4 l/ha atau 4-6 l/ha) | 
| 
Volume
  semprotnya | 
400-500
  l/ha (volume tinggi) | 
| 
Mekanisme
   | 
Herbisida ini membunuh tanaman dengan penggangguan proses fotosintesisnya.
  Tepatnya yang diganggu adalah pada reaksi Hill. Menurut (Ashton dan Craft, 1973
  dalam Agustina V.M.F,. 2006), akibat adanya gangguan reaksi Hill tersebut,
  tanaman tidak membentuk karbohidrat, sehingga terjadi kekurangan bekal
  persenyawaan gula- gula untuk memperoleh proses-proses metabolisme
  selanjutnya. 
(Tjitrosoedirdjo et al. 1984 dalam Agustina V.M.F,. 2006)
  menyatakan bahwa ametrin menghambat fotosintesis, terutama dalam fotosistem
  II pada saat pecahnya air. Ternyata reaksi ini menimbulkan senyawa lain yang
  mematikan tumbuhan. | 
8.
Galex
| 
GALEX 250/250
  EC | |||||||
| 
Bahan
  Aktif | 
Metolaklor
  250 g/l, metobromuron 250 g/l | ||||||
| 
Jenis
  Formulasi | 
Larutan | ||||||
| 
Translokasi | 
Sistemik | ||||||
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif | ||||||
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Pra
  tumbuh | ||||||
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Kedelai,
  kapas, dan tanaman kacang penutup tanah pada budidaya karet | ||||||
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
 | ||||||
| 
Volume
  semprotnya | 
400-500
  lt (volume tinggi) | ||||||
| 
Mekanisme
   | 
Metolakhlor + Melobromuron sebagaimana telah 
diungkap dapat menghambat pertumbuhan akar pada fase kecambah gulma yang
  mengakibatkan 
pertumbuhan gulma abnormal atau mati (Ashton dan Crafts. 1981 dalam
  Effendi dan Hidayat, 1996). | ||||||
9.  Touchdown
| 
TOUCHDOWN 480
  AS | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Sulfosat
  480 g/l | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Larutan
   | 
| 
Translokasi | 
Sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Pada
  saat gulma tumbuh aktif | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Karet,
  kedelai (TOT), kelapa sawit (TBM), kopi, padi gogo (TOT), dan teh | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Daun
  sempit, gulma daun lebar dan teki | 
| 
Volume
  semprotnya | 
Volume
  tinggi | 
| 
Mekanisme
   | 
Penetrasi sulfosat terjadi melalui daun dan bagian yang tidak berkayu kemudian
  ditranslokasikan ke seluruh bagian tumbuhan melalui floem dengan 
mengikuti gerakan akropetal dan basipetal. Mekanisme kerja sulfosat
  adalah dengan men sintesa protein sehingga menyebabkan kematian daun dan 
akar (Corbett, Wright and Baille, 1984 dalam Juleha, 2002). | 
10.  Basta
| 
BASTA 150 WSC | |
| 
Bahan
  Aktif | 
Amonium
  glufosinat 150 g | 
| 
Jenis
  Formulasi | 
Larutan
  (WSC) | 
| 
Translokasi | 
Kantak
  dan sistemik | 
| 
Selektivitas | 
Non
  selektif | 
| 
Waktu
  Aplikasi | 
Purna
  tumbuh | 
| 
Tanaman
  Sasaran | 
Kelapa
  sawit, karet, kopi, kakao, teh dan cengkeh | 
| 
Gulma
  Sasaran & dosisnya | 
Gulma
  daun lebar, daun sempit, teki, dan alang-alang | 
| 
Volume
  semprotnya | 
450
  l/ha | 
| 
Mekanisme
   | 
efektif menekan pertumbuhan populasi gulma, karena mempunyai aktivitas
  yang lebih cepat di dalam jaringan tumbuhan | 
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina,
V.M.F,. 2006.  Studi Keefektivan Herbisida
Diuron dan Ametrin untuk 
Mengendalikan Gulma pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Lahan
Kering; (Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH).  Dalam Skripsi
Fakultas Pertanian.  Institut Pertanian
Bogor.  Bogor.
Aldrich RJ. 1984. Weed
Crop Ecology: Principle in Weed ManagementBreton
Publisher a Division of Wadsworth,
Inc. Scituate. Massacbusettes.
Effendi, D.S dan Hidayat, M., 1996.  Pengaruh Cara Pengendalian Gulma 
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jahe Di Jawa Tengah.  Dalam Prosiding Simposium Nasional l Tumbuhan
Obat dan Arbi-narik APIN MAP. 
Juleha.  2002.  Penerapan
Budidaya Kedelai (Glycine max (L) Merr.) dengan 
Teknologi Konvensional dan Olah Tanah Konservasi pada Beberapa Cara Pengendalian
Gulma.  Dalam Skripsi Fakultas
Pertanian.  Institut Pertanian
Bogor.  Bogor.
Kristiawati, Ila.  2003.  Uji Tipe Campuran Herbisida F Luroksipir Dan
Glifosat (Topstar 501300 Ew) Menggunakan Gulma Paspalum
Canjugatum Berg. Dan Miktmia Micrautha (L.) Kunth.  Dalam Skripsi Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam; Institut Pertanian
Bogor.  Bogor. 


