PENGENALAN
GEJALA SERANGAN HAMA DAN TIPE MULUTNYA
(Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)
Oleh
Adawiah
1114121002
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hama adalah hewan
atau binatang yang merusak tanaman
sehingga menyebabkan kerugian secara ekonomi (Beroza,1970). Beberapa kelompok hewan yang mampu berperan
sebagai hama yang paling merugikan usaha pertanian dalam skala luas yaitu dari
kelompok serangga dan invertebrata.
Dalam menentukan serangan yang dilakukan oleh hama jenis tertentu maka
identifikasi sangat diperlukan, identifikasi dapat dilakukan dengan melihat
gejala serangan. Serangan yang disebabkan oleh hama seperti serangga akan meninggalkan
gejala kerusakan yang khas pada tanaman tersebut. Menurut Djafarudin (1995), gejala adalah setiap
perubahan pertanaman yang mengarah pada pengurangan hasil kualitas dari hasil
yang diharapkan akibat serangan hama. Gejala merusak yang diakibatkan oleh serangan hama khususnya dari serangga
tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai morfologi alat mulut serangga
hama.
Alat mulut merupakan
salah
satu alat tubuh yang mendukung kemampuan serangga untuk bertahan di alam yang
bentuk dan ukurannya sangat bermacam-macam.
Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam merusak tanaman akan
mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe
gejala ataupun tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis
hama penyebab yang dijumpai di lapangan.
Selain itu tipe alat
mulut dapat pula digunakan untuk menduga cara hidup ataupun untuk menaksir
populasi hama yang bersangkutan. Tipe alat mulut serangga tergantung dari (1)
stadium perkembangan; (2) bentuk makanan; dan (3) jenis
makanannya. Maka paper ini akan membahas tipe-tipe mulut
yang menimbulkan gejala kerusakan pada tanaman.
1.2 Tujuan
Laporan praktikum ini
dibuat bertujuan untuk
1. Mengenali gejala pada tanaman akibat serangan
hama
2. Mengetahui tipe-tipe mulut serangga
3. Mengetahui dan mengenal ciri gejala serangan
yang diakibatkan oleh tipe
mulut hama
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Praktikum pengenalan
gejala serangan hama dan tipe mulut ini alat yang digunakan adalah pensil,
kertas dan kamera. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah 10 jenis tanaman yang terdapat gejala serangan hama yang
dibawa oleh praktikan dan 2 jenis hama yang disiapkan oleh asisten.
2.3 Prosedur Percobaan
Sebelum praktikum,
setiap praktikan membawa 3 jenis tanaman yang mempunyai gejala serangan hama
|
↓
Seluruh tanaman
setiap kelompok dikumpulkan kemudian diambil 10 jenis tanaman, ditambah
tanaman yang disediakan oleh asisten
|
↓
Tanaman yang
terserang terdapat gejala serangan hama lalu diamati dan dicatat tipe mulut
apa yang menyebabkan gejala tersebut, kemudian di foto menggunakan kamera
|
↓
Setelah diamati,
tanaman tersebut digambar di kertas untuk diserahkan kepada asisten
|
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
daun seperti
digigit dan sebagian besar daun habis menyisakan lidi disebabkan oleh Sexapa spp
|
2
|
|
daun yang
berlubang
ulat daun
seperti Spodoptera, Plusia dan Hymenia sering dijumpai memakan
daun bayam.
|
3
|
|
Daun
berlubang, banyak yang rusak serta tidak utuh sehingga pertumbuhan tanaman
terganggu
|
4
|
|
daun yang
rusak serta tidak utuh sehingga pertumbuhan tanaman terganggu
|
5
|
|
daun yang
rusak berlubang bekas digigit, serta tidak utuh sehingga pertumbuhan tanaman
terganggu
|
6
|
|
daun yang
rusak serta tidak utuh sehingga pertumbuhan tanaman terganggu
|
7
|
|
Daun menggulung dari ujung
|
8
|
|
Daun membuat pola jalur
|
9
|
|
daun yang rusak serta tidak utuh sehingga
pertumbuhan tanaman terganggu
|
10
|
|
Daun tergulung dari bagian ujung
|
11
|
|
Bercak bewarna merah yg kemudian mengering, titik tumbuh menguning
|
12
|
|
tanaman
beruas tampak bekas keratan kemudian menjadi bewarna hitam
|
3.2 Pembahasan
Pada gambar tabel no
1 merupakan daun dari tanaman kelapa dengan nama ilmiah Cocos nucifera
L. yang terlihat dari gambar tersebut yaitu daun seperti digigit dan sebagian
besar daun habis menyisakan lidi.
Menurut Disbunsulut (2011), nimfa dan imago dari Sexapa spp. merusak daun kelapa yang sudah mencapai pertumbuhan
sempurna (tua), dan dalam keadaan terpaksa dapat juga menyerang daun-duan muda,
kulit buah dan bunga-bunganya. Pada serangan yang hebat kelapa tinggal lidinya
saja, sehingga buahnya berguguran dan tanaman tidak dapat menghasilkan buah
selama kurang lebih dua tahun.
Ciri-ciri kerusakan
berat akan meyisakan lidi menunjukkan bahwa daun kelapa ini diserang oleh hama Sexapa spp, ordo
Orthoptera dengan tipe mulut mandibel (menggigit mengunyah).
Gambar selanjutnya
ialah serangan pada daun dari tanaman bayam dengan nama ilmiah Amaranthus spp. terlihat jelas daun yang berlubang. Menurut penelitian A.
Widjaja (1996), hama berupa ulat daun seperti Spodoptera, Plusia dan
Hymenia sering dijumpai memakan daun bayam. Menyebabkan daun berlubang dan mengakibatkan kualitas bayam merosot.
Ulat daun tersebut termasuk dalam ordo Lepidoptera dengan tipe mulut
mandibulata (menggigit mengunyah).
Gambar serangan
selanjutnya yaitu daun berlubang pada tanaman jambu biji dengan nama ilmiah Psidium guajava. Gejala disebabkan oleh ulat daun (Srapsicrates rhothia) serta ulat jengkal
(Odonestis vitis) menyerang dan
memakan daun jambu biji ditandai dengan banyaknya daun yang rusak serta tidak utuh
sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan produksi berkurang (Parimin, 2007).
Gambar serangan
selanjutnya yaitu daun berlubang pada tanaman kopi dengan nama ilmiah Coffea sp. serangan disebabkan oleh ulat daun, ordo
Lepidoptera dengan tipe mulut menggigit mengunyah. Gejala ditandai banyaknya daun
yang rusak serta tidak utuh dan berlubang.
Gambar serangan
selanjutnya yaitu daun berlubang pada tanaman alpukat dengan nama ilmiah Persea gratissima G. gejala
disebabkan oleh ulat kipat (Cricula trifenestrata H.),
ordo Lepidoptera dengan tipe mulut menggigit mengunyah merupakan salah satu hama utama tanaman
buah-buahan seperti alpukat, jambu biji, jambu mete, mangga, kedondong, kenari,
cokelat, dan kayu manis. Stadia paling efektif merusak adalah stadia ulat. Hama ulat ini menyerang tanaman buah-buahan
pada bagian daunya. Ulat memakan bagian daun yang masih muda ataupun pada daun
tua. Ulat ini memiliki karakteristik sangat rakus saat memakan daun tanaman
sehingga menyebabkan daun menjadi gundul.
Keadaan ini mengakibatkan terjadinya penghambatan perbungaan dan penurunan
produksi hasil panen (Soebandrijo et al., 1994).
Gejala serangan
selanjutnya yaitu daun menggulung pada daun salam dengan nama ilmiah Syzygium polyanthum.
Serangan disebabkan serangan hama penggulung daun Sylepta
spp ordo Lepidoptera dengan gejala serangan berat yang
terjadi pada daun akan tersisa bagian epidermis saja, tulang-tulang maupun
urat-urat daunnya. Kehadiran serangan
hama penggulung daun tersebut pada beberapa inangnya adalah dengan adanya
gejala tergulungnya daun dan bekas gerekan pada daun yang dimakan oleh ulatnya
(larva) di dalam gulungan daun tersebut (Puslitbangbun, 2011).
Gejala serangan
selanjutnya yaitu pengorok pada daun kopi dengan nama ilmiah Coffea
sp. serangan disebabkan
serangan hama pengorok daun atau hama putih (Liriomyza huidobrensis Blanchard)
ordo dari Diptera dengan tipe mulut menjilat mengisap.
Daun
yang terserang memperlihatkan gejala bintik-bintik putih akibat tusukan
ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok-kelok. Serangan berat
dapat mengakibatkan hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan, sehingga
daun menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar atau mirip gejala
busuk daun (Ditlin Horti, 2012).
Gejala serangan selanjutnya yaitu daun berlubang pada daun mangga dengan
nama ilmiah Mangifera
Indica L. serangan disebabkan oleh ulat bulu masuk dalam
ordo Lepidoptera dengan tipe mulut menggigit mengunyah. Gejala ulat ini menimbulkan kerusakan pada daun sehingga
menyebabkan daun menjadi berlubang, dan terdapat sisa kotoran yang menempel di
daun. Ulat ini ketika ditemukan cukup agresif bergerak, sehingga dikhawatirkan
apabila tersentuh oleh kulit dapat menyebabkan iritasi.
Gejala serangan
selanjutnya yaitu daun menggulung pada daun pisang dengan nama ilmiah Musa
sp. serangan disebabkan
hama penggulung daun pisang (Erionota thrax L) ordo
Lepidoptera dengan tipe mulut menggigit mengunyah. Menurut Feakin
(1972), Daun yang diserang ulat biasanya digulung sehingga menyerupai tabung, dan
apabila dibuka akan ditemukan larva di dalamnya. Larva memotong bagian tepi
daun kemudian digulung mengarah ke dalam. Larva yang masih muda memotong tepi
daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah
habis, maka larva akan pindah ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih
besar. Di dalam gulungan tersebut larva akan memakan daun dan biasanya gulungan
tersebut menjadi layu.
Gejala serangan
selanjutnya yaitu penggerek pada tanaman tebu (Saccharum
officinarum Linn) Menurut Pramono (2005), terdapat 6 jenis
penggerek batang yakni penggerek batang bergaris (Chilo sacchariphagus
Boj), penggerek Batang berkilat (Chilo auricilius Dudgeon), penggerek
batang kuning (Chilotraea infuscatellus Snellen) penggerek batang
abu-abu (Eucosma schistaceane Snellen), penggerek batang jambon (Sesamia
inferens Walker) dan penggerek batang tebu raksasa (Phragmatoecia
castaneae Hubner). Gejala daun yang terbuka mengalami khlorosis pada bagian
pangkalnya,
pada serangan hebat, bentuk daun berubah, terdapat titik-titik atau garis-garis
berwarna merah di pangkal daun; sebagian daun tidak dapat tumbuh lagi;
kadang-kadang batang menjadi busuk dan berbau tidak enak.
Gejala serangan
selanjutnya yaitu penggerat pada tanaman tebu yang
diakibatkan oleh tikus dengan tipe mulut menggigit mengunyah. Jenis tikus yang menyerang tebu adalah tikus
sawah (Rattus argentiventer), tikus
kecil ( Rattus exulans), dan tikus
Wirok (Bandicota indica). Pada
tanaman muda, serangan tikus tampak pada daun-daun tebu yang kelihatan seperti
dipangkas dengan pisau tumpul. Sedangkan pada tanaman beruas tampak bekas
keratan pada batang atau perakaran yang menyebabkan tanaman mudah roboh.
Keratan pada pucuk tanaman dapat menyebabkan titik tumbuh mati.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
didapat pada praktikum ini adalah
1. Gelaja serangan hama pada tanaman dapat
menngidentifikasikan tipe mulut
dari hama tersebut.
2. Pada tanaman jambu biji, bayam, alpukat,
kelapa, mangga, kopi, pisang, salam
dan tanaman hias mempunyai gejala daun berlubang sehingga tipe mulut dari
gejala tersebut yaitu menggigit mengunyah.
3. Pengorok pada tanaman kopi termasuk dalam tipe mulut menjilat menghisap,
DAFTAR PUSTAKA
A.
Widjaja W.H,. 1996. Bayam Sayuran Penyengga Petani di
Indonesia. Badan
Penelitian
Tanaman Sayuran. Lembang. Bandung.
Beroza, M.. 1970. Chemicals controlling pest. Acad.
NY
Djafarudin.
1995. Dasar-dasar Perlindungan Umum.
Edisi 1. Bumi aksara.
Jakarta.
Disbunsulut. 2011. Hama Sexava dan Pengendaliannya. Dinas Perkebunan
Sulawesi Utara. Sulawesi Utara. http://disbunsulut.org/beranda/207/. Diakses tanggal 22 September 2013.
Dotlin Horti. 2012. Pengorok Daun. Direktorat Perlindungan Hortikultura.
Jakarta. http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/ . Diakses tanggal 22 September 2013.
Feakin SD. 1971. Pest Control in Bananas Pans Manual No.1. London. England
Parimin, S.P. 2007. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Puslitbangbun. 2011. Ulat Penggulung Daun: Sylepta spp. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Jawa Barat. http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=4162/. Diakses tanggal 22 September 2013.
Soebandrijo, Nurindah, I.G.A.A. Indrayani, A. M.
Amir. 1994. Pengendalian
serangga hama kapas di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. 13(2): 53 – 58.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar