Laman

PLEASE YANG COPY-PASTE DARI BLOG, TOLONG DICANTUMKAN ^_^

Jumat, 16 November 2012

Elais guineesis jack


BUDIDAYA  TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineesis Jack)
(Makalah Praktikum Dasar-Dasar Budidaya Tanaman)



Oleh
Kelompok 3
Adawiah                     (1114121002)
Agatha Christia           (1114121007)
Agung Prasetyo          (1114121011)
Akbar Fadhilah           (1114121015)
Arif Firmansyah          (1114121033)




JURUSAN AGROTEKNOLGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012







I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elais guineensis jacq) merupakan sumber minyak nabati yang sangat penting, tanman ini merupakan salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil.  Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makan margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik.  Kelapa sawit tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar, dan sebagai tanman budidaya yang tersebar diberbagai negara beriklikm tropis bahkan mendekati subtropis di Asia, Amerika Selatan dan Afrika. 

Minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk beragam kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya.  Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goring dan berbagai keturunannya.  Kelebihan minyak sawit adalah rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi.  Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut akan kita bahas dalam makalah ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah budidaya tanaman kelapa sawit ini antara lain :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar
2. Mengenal beberapa jenis kelapa sawit
3. Mengetahui dan memahami syarat tumbuh dari kelapa sawit
4. Mengetahui pola tanam kelapa sawit







II. PEMBAHASAN


Kelapa sawit pertama kali diintroduksikan ke Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848 tepatnya di Kebun Raya Bogor ( s’Lands Plantetuin Buitenzorg ).  Pada tahun 1876, Sir Yoseph Hooker mencoba menanam 700 bibit tanaman yang benihnya dibawa dari Kebun Raya New (London) ini ditebang habis diganti tanaman kelapa.  Sesudah tahun 1911, K Schadt – seorang kebangsaan Jerman dan M. Andrien Hallet berkebangsaan Belgia mulai mempelopori budidaya tanaman kelapa sawit.  Schadt mendirikan perusahaan kelapa sawit di Tanah Ulu (deli), sedangkan Hallet mendirikan perkebunan di daerah Pulau Raja (Asahan) dan sungai liput (Aceh) (Pahan,2006).

Klasifikasi dari tanaman kelapa sawit
Kerajaan          :  Plantae
Divisi               :  Embryophyta Siphonogama
Kelas               :  Angiospermae
Ordo                :  Arcales
Famili              :  Arecaceae
Genus              :  Elaeis
Spesies            :  1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)
                           2. Elaeis melanococca (kelapa sawit Amerika Latin)


Pada tanaman kelapa sawit terdapat cirri-ciri fisiologi :

1. Akar
 Seperti jenis tanaman palmae yang lain, tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut.  Akar kelapa sawit akan tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tersier dan kuartener.  Fungsi utama akar adalah menyangga bagian atas tanamn dan menyerap zat hara.

2. Batang
Karena kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak mempunyai cambium dan pada umumnya tidak bercabang.  Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan.  Dari segi ekonomis, batang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan kontruksi pulp (bahan baku kertas), bahan kimia atau sebagai sumber energy.

3. Daun
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk.  Fungsi dari daun sebagai tempat berlangsungnya fotosintesa dan juga sebagai alat respirasi.  Dari bagian daun ini belum banyak yang dimanfaatkan.  Hanya sebagian kecil dari lidinya dimanfaatkan untuk dibuat sapu.

4. Bunga
Kelapa sawit sudah mulai berbunga pada umur sekitar dua tahun.  Tanaman ini merupakan tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina yang masing-masing terangkai dalam suatu tandan.

5. Buah
Warna buah kelapa sawit tergantung pada varietas dan umurnya.  Buah yang masih muda berwarna hijau pucat kemudian berubah menjadi hitam.  Semakin tua warna buah menjadi kuning muda dan pada waktu sudah masak berwarna merah kuning (jingga).   Buah terdiri daroi tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagiam kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c)    Endoskarp, cangkang pelindung inti (Tim Penulis PS, 1999). 




2.1 Syarat Tumbuh

Menurut Setyamidjaja, keadaan iklim dan tanah merupakan factor utama merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, disamping factor-faktor lainnya seperti sifat genetis, perlakuan budidaya dan penerapan teknologi lainnya.

A. Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit.  Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut
1. Curah Hujan
Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000 – 2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan.  Pada musim kemarau yang berkepanjangan akan menurunkan produksi tanaman kelapa sawit tersebut.

2. Sinar Matahari
Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat juga untuk memacu pembentukan bunga dan buah.  Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari.

3. Suhu
Suhu optimum untuk tumbuh tanaman kelapa sawit antara 29-300 C.  Suhu akan berpengaruh terhadap masa pembungaan dan pematangan buah.

4. Kelambapan Udara dan Angin
Kelembapan udara dapat mengurangi penguapan, sedangkan angin akan membantu penyerbukan secara alami.  Kelembapan optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit anatara 80-90%.

B. Tanah
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam syarat tumbuh kelapa sawit.  Dua sifat utama tanah sebagai media tumbuh adalah sifat kimia dan sifat fisik tanah.  Sifat kimia tanah adalah keasaman tanah dan komposisi kandungan hara mineral yang ada dalam tanah, sedangkan sifat fisik tanah adalah sifat yang dikehendaki tanaman kelapa saweit daripada sifat kimia.



2.2 Pengolahan Tanah

Dalam hal tanah tanaman, kelapa sawit tidak menuntut persyaratan terlalu banyak karena dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.  Meskipun demikian kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing tanah tidaklah sama (Tim Penulis PS, 1999).

 Jenis tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah tanah lotosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, alluvial dan orgonosol/gambut.  Di Indonesia, tanah podsolik merah kuning mendominan areal perkebunan kelapa sawit.  Jenis-jenis tanah ini terdapat di wilayah Sumatera Utara bagian timur dan Aceh.  Di daera-daerah tersebut, perkebunan-perkebunan kelapa sawit pertama kali berkembang, termasuk di Lampung dan Jawa Barat (Setyamidjaja ,2006).

Kegiatan pengolahan tanah dibagi kedalam dua tahap, yaitu : (1) pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan (2) pengolahan tanah kedua (pengaruan).  Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada dipermukaan tanah terpotong dan terbenam.  Kedalaman pemotongan dan pembalikkan tanah umunya antara 15 sampai 20 cm.  Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenang dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukkan ( Anonim, 2010).



2.3 Penyiapan Bibit

Dalam usaha membudidayakan kelapa sawit masalah pertama yang dihadapi oleh pengusaha atau petaniyang bersangkutan adalah tentang pengadaan bibit.  Kualitas bibit sangat menentukan produksi akhir jenis komoditas ini.  Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengusahakan sendiri dan memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah sesuai prosedur yang berlaku. 

Perusahaan sumber benih di Indonesia :
1. Socfindo
2. Sampoerna Agro
3. IOPRI
4. Lansom
5. Asian Agri
6. PT Smart ( Dami mas )
7. Tania Selatan
8.SEU ( Bakrie Tani Usaha )
9. Bakri (ASD)
10. Sasaran Ehsan Mekarsari (SEM)  (Malangyudo, 2011 )



Berikut adalah teknik penyemaian dan pemeliharaan bibit :
Kecambah dimasukkan di polibag 12 x 23 atau 15 x 23 cm berisi 1,5-20 kg tanah lapisan atas yang telah diayak.  Kecambah ditanam sedalam 2 cm.  Tanah di polibag harus selalu lembab.  Simpan polibag di bendengan dengan diameter 120 cm.  setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindah tanamkan.  Bibit dari dederan dipindahkan kedalam polibag 40-50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.  Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau tutup per liter air.  Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90 x 90 cm.

Lokasi atau areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan persyaratan : harus datar dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi.  Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase.  Luas kompleks harus sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap ( double stages system ), yaitu melalui dederan / pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama (nursery) selama 9 bulan.
(a)    Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan.  Cara ini menghemat tenaga dan biaya.

(b)   Cara tak langsung
Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dari persemaian bibit (nursery) selama 9 bulan.


2.4 Penanaman

(1)     Persiapan Lahan
Lubang tanam sebaiknya dibuat 2-3 bulan sebelum tanam. Ukuran lubang tanam ditentukan oleh umur bibit yang akan ditanam, terutama pertumbuhan akarnya dan keadaan tekstur tanah kebun yang akan ditanami.  Beberapa ukuran lubang tanam yang biasa dipakai adalah 45 x 45x 40 cm, 60 x 60 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm.
Waktu pembuatan lubang tergantung pada keadaan setempat.  Apabila tanahnya gembur, pembuatan lubang tanam pada saat musim hujan tidak akan menimbulkan masalah.  Akan tetapi, jika hal tersebut dilakukan pada tempat yang mengandung tanah liat, maka lubang akan terisi air sehingga mengganggu waktu penanaman.

(2)   Umur dan Tinggi Bibit
Umur bibit yang akan ditanam di lapang tidak sama bila tempat penanamannya
berbeda.  Hal ini disebabkan oleh iklim yang sangat mempengaruhinya.  Pemindahan bibit pada umur yang tidak tepat dapat menyebabkan kematian.  Bibit dengan umur 12-14 bulan adalah yang terbaik untuk dipindahkan.  Bibit yang berumur kurang dari 6 bulan tidak tahan terhadap hama dan penyakit.  Sebaliknya, bila melebihi biaya penanaman dan waktu tanam menjadi lebih lama.
Walaupun umurnya sama, tinggi bibit di pembibitan tidak dapat seragam.  Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar antara 70-180 cm.  Bibit ini perlu diseleksi sebelum dipindahkan.  Bibit yang tingginya kurang dari ukuran yang dianjurkan akan menurunkan produksi, sedangkan bibit yang tingginya lebih dari 180 cm produksinya tidak lebih tinggi dibandingkan tanaman yang berasal dari bibit yang dianjurkan.

(1)   Waktu Tanam
Persediaan air sangat menentukan waktu tanam sehingga penanaman pada awal
musim hujan adalah yang paling tepat.  Penanaman yang dilakukan pada musim kemarau dapat menyebabkan kematian, selain itu juga membutuhkan air yang lebih banyak sehingga akan menambah biaya.  Di Indonesia, saat terbaik untuk melakukan penanaman adalah pada bulan Oktober dan November.

(2)   Cara, Susunan dan Jarak Tanam
Pembibitan dengan sistem kantong plastik sangat mudah pada waktu akan
dipindahkan.  Berbeda dengan sistem lapangan, pemindahan bibit dilakukan dengan cara putaran atau cabutan.  Dengan cara putaran, bibit yang akan dipindahkan harus beserta tanahnya.  Caranya dengan menggunakan sekop yang tajam.  Dalam jarak kira-kira 15 cm dari bibit, sekop ditekankan ke tanah sehingga sebagian akar terputus dan hanya setengah lingkaran.  Pemindahan bibit dengan cara cabutan harus dilakukan dengan cara hati-hati agar akar tanaman yang dicabut tidak putus.
Bagian bawah bibit dari polibag disayat dahulu sebelum dimasukkan ke dalam
lubang tanam.  Setelah di dalam lubang, bagian kanan dan kirinya disayat dengan hati-hati.  Untuk bibit putaran, pembungkusnya tidak harus selalu dibuang karena dapat membusuk.  Sedangkan untuk bibit cabutan, bibit tinggal dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan hati-hati.  Lubang tanam ditimbun dengan tanah sedikit demi sedikit dan jangan diinjak-injak untuk menjaga agar akar tanaman tidak rusak.
 Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman kelapa sawit.  Jarak tanam optimal kelapa sawit adalah 9 m untuk tanah datar dan 8,7 m untuk tanah bergelombang.  Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau segitiga samasisi.


2.5 Pemeliharaan Tanaman

(1)   Penyulaman 
Tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya harus diganti atau disulam
dengan tanaman baru.  Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan kelapa sawit dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penanaman yang kurang teliti, kekeringan, terendam air, terserang hama atau penyakit atau gangguan lain.  Musim hujan merupakan saat yang baik untuk melakukan penyulaman.  Bibit yang akan digunakan sebaiknya berumur dengan tanaman yang disulam, yaitu yang sudah berumur 12-14 bulan.  Cara melakukan penyulaman sama dengan menanam bibit.

(2)   Penanaman Tanaman Sela
Pada saat tanaman kelapa sawit masih muda, disela-selanya dapat ditanami
berbagai tanaman sela ( catch-crop ).  Jenis tanaman yang berumur pendek dan pertumbuhannya tidak mengganggu tanaman pokok dapat dipilih sebagai tanaman sela.  Berbagai jenis tanaman palawija dan sayur-sayuran, seperti ketela pohon, ketela rambat, talas, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang panjang, kecipir.  Beberapa tanaman keras dan berumur agak panjang di antaranya kopi, cokelat, dan randu dapat juga digunakan sebagai tanaman sela. Kegiatan tersebut dapat menguntungkan, paling tidak dapat mengurangi biaya pemeliharaan atau bahkan dapat menambah penghasilan.  Penanaman tanaman sela dapat dilakukan selama tidak merugikan tanaman pokok, jika tanaman sela kira-kira sudah mengganggu tanaman pokok, maka harus segera dibongkar walaupun mungkin pada saat itu tanaman sela sedang memberikan banyak hasil.

(3)   Pemberantasan Gulma
Pemberantasan gulma atau tanaman liar dalam arti sempit disebut penyiangan. 
Gulma yang tumbuh disekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab merugikan tanaman pokok, bahkan dapat menurunkan produksi.  Penurunan produksi oleh gulma terutama disebabkan kompetisi dalam hal air, hara, cahaya maupun CO2.  Pada dasarnya ada tiga macam pemberantasan gulma, yaitu secara mekanis/manual, kimia dan biologis.

(4)   Pemangkasan
Pemangkasan atau penunasan adalah pembuangan daun-daun tua tanaman kelapa sawit.  Pemangkasan tanaman kelapa sawit antara lain bertujuan untuk :
a)  Membantu penyerbukan
b) Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah yang terjepit pada 
     pelepah daun,
c)  Membantu/memudahkan pada waktu panen,
d)  Mengurangi perkembangan epifit, dan
e)   Untuk kebersihan kebun.
Pemangkasan dilakukan dengan alat chisel (dodos), egrek ( arit bergagang bambu penjang ) atau kampak petik, dengan rotasi waktu 6-8 bulan.  Untuk tanaman muda pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali sedangkan tanaman yang pernah menghasilkan buah, 8 bulan sekali.

(5)   Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah
agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan.  Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk tunggal atau pupuk majemuk, terutama yang mengandung unsur N, P, K, Mg dan B.  Unsur B sangat penting sebab jika kekurangan unsur B dapat menyebabkan kematian tanaman terutama pada tanaman muda.  Beberapa jenis pupuk yang dapat digunakan antara lain Urea, TSP, KCL, Kieserite dan Borax.

(6)   Kastrasi
Kastrasi adalah pembuangan bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina sebelum areal tersebut dipolinasi.  Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama penyakit.  Kastrasi pada tanaman kelapa sawit dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama sampai tanaman berumur 33 bulan, yaitu 6 bulan sebelum dipanen.  Pada saat kastrasi dihentikan, bunga yang paling tua telah berada kurang lebih 30 cm di atas tanah (Tim Penulis PS, 1999).



2.6 Pemanenan

Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dan buahnya menjadi masak 5-6 bulan setelah penyerbukan.  Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan sistem pengangkutannya dari pohon ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) serta ke pabrik.  Dalam pelaksanaan pemanenan, perlu diperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh produksi yang baik dengan rendeman minyak yang tinggi.  Karena kualitas minyak sangat dipengaruhi oleh cara pemanennya, maka kriteria panen yang menyangkut matang panen, cara dan alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen harus diikuti.

(1)   Kriteria Matang Panen
Kriteria penen merupakan indikasi yang dapat membantu pemenen agar memotong buah pada saat yang tepat.  Kriteria umum untuk tandan buah yang dapat dipanen yaitu berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh.  Untuk memudahkan pengamatan buah, maka dapat dipakai kriteria berikut:
a. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir.
b. Tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.
c. Secara praktis digunakan suatu aturan umum yaitu pada setiap 1 kg Tandan Buah Segar (TBS)  
    terdapat dua brondolan yang jatuh.


(1)   Cara Panen
Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan.  Sebaiknya pemanenan dilakukan terhadap semua tandan buah yang telah matang.  Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos.  Sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan alat kampak siam.  Cara egrek digunakan untuk pemanenan tanaman dengan tinggi diatas 10 m, dengan alat arit bergagang panjang.

(2)   Rotasi dan Sistem Panen
Yang dimaksud dengan rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama.  Di perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemetik tiap 7 hari.  Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu menggunakan sistem 5/7.  Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen (misalnya Senin-Jumat ), dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya.

(3)   Fraksi TBS dan Mutu Panen
Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik.  Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini. Fraksi-fraksi TBS sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga kualitas minyak sawit yang dihasilkan.


(5)   Produksi
Besarnya produksi kelapa sawit sangat bergantung pada berbagai faktor, diantaranya jenis tanah, jenis bibit yang dipakai, iklim, dan teknis agronomis.  Pada keadaan yang optimum, produksi kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak kelapa sawit. 








III.  PENUTUP


Adapun kesimpulan yang didapat dari laporan budidaya kelapa sawit adalah:
1.   Tanaman ini merupakan salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan
minyak untuk tujuan komersilan.
2.   Kelapa sawit tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar, dan sebagai
tanaman budidaya.
3.   Keadaan ikim dan tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa
sawit.
4.  Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penanaman tanaman penutup
tanah, membentuk piringan (bokoran), pemupukan, dan pemangkasan daun.
5.  Terdapat pola tanam yang mempengaruhi peryumbuhan kelapa sawit.





DAFTAR PUSTAKA


Anonim.  2011.  Kelapa Sawit.  http://mongabay.com/.  Diakses pada tanggal 10
April 2012.

Anonim.  2011.  Kelapa Sawit.  http://wongtaniku.wordpress.com//.  Diakses pada
tanggal 10 April 2012.

Malangyudo, A.  2011.  Bagaimana mendapatkan Bibit Kelapa Sawit Yang Baik
http://arieyoedo.blogspot.com/.  Diakses pada tanggal 10 April 2012.

Pahan, I.  2005.  Panduan Kelapa Sawit.  Penebar Swadaya.  Jakarta.

Setyamidjaja, D.  2006.  Kelapa Sawit.  Kanisius.  Yogyakarta.

Tim Penulis PS.  1999.  Kelapa Sawit.  Penebar Swadaya.  Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar