Laman

PLEASE YANG COPY-PASTE DARI BLOG, TOLONG DICANTUMKAN ^_^

Selasa, 15 Oktober 2013

Laporan POSTULAT KOCH (kelompok tidak dilukai)


POSTULAT KOCH
(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)




Oleh

Adawiah
1114121002

                                               


                                          






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012











 
I.                   PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Gagalnya sel atau jaringan melaksanakan fungsi fisiologisnya akibat gangguan terus-menerus oleh agen primer dan menimbulkan gejala merupakan definisi dari penyakit tumbuhan, dalam ilmu penyakit patogen merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan.  Tumbuhan yang terserang penyakit akan terdapat gejala dan tanda yang ditimbulkan, dalam satu lahan jika kita ingin mengetahui penyakit yang menyerang pada lahan tersebut maka perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi penyakit yang menyerang.  Salah satu cara untuk mengidentifikasi penyakit dengan menggunakan metode postulat koch, metode ini menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. 

Postulat Koch dikemukakan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1910). Koch memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelum salah satu faktor biotik (organisme) dianggap sebagai penyebab penyakit.  Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.  Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa.  Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari tanaman yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.

Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis patogen yang bersifat tidak parasit obligat. Parasit obligat adalah parasit yang tidak dapat hidup tanpa ada inangnya. Oleh karena inilah, patogen parasit obligat tidak dapat dibiakan dalam laboratorium.


1.2  Tujuan

Tujuan dari praktikum postulat koch antara lain
1.  Untuk mengetahui cara mengidentifikasi penyebab penyakit dengan metode
      postulat koch
2.  Untuk membuktikan bahwa penyakit tersebut sama dengan penyebab penyakit
     yang disebabkan patogen yang sama












II.                METODE PERCOBAAN


2.1  Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum postulat koch antara lain jarum pentul, cawan petri, piset, bunsen, laminar air flow, pipet, pisau, nampan, tissue, dan mikroskop.  Sedangkan bahan yang digunakan antara lain tanaman yang terdapat gejala penyakit, kloroks, aquades, alkohol, media PDA, dan tanaman cabai yang sehat.


2.1  Cara Kerja


Adapun langkah-langkah kerja pada praktikum postulat koch antara lain

A.  Isolasi patogen

Potong bagian tumbuhan yang terdapat gejala penyakit, dipotong diantara bagian yang terkena penyakit dan sehat.  Rendam potongan tersebut ke dalam larutan aquades selama 1 menit, setelah itu pindahkan ke dalam latan kloroks selama 1 menit lalu pindahkan lagi ke dalam aquades salama 1 menit.  Potongan yang telah direndam kemudian dibawa ke Laminar Air Flow untuk di isolasi.



B.  Inokulasi patogen (tidak dilukai)

Disiapkan alat dan bahan untuk melakukan inokulasi, tanaman cabai yang diambil kemudian dicuci dengan air hingga bersih lalu dibilas.  Tanaman cabai tersebut dicelupkan ke dalam larutan desinfektan sekitar 1 atau 1,5 menit, kemudian diangin-anginkan hingga kering.  Nampan disiapkan dengan tissue yang sudah dibasahi oleh air ± 100 cc, pipet diletakkan di atas tissue lalu tanaman cabai tersebut diletakkan di atasnya.  Cabai dibiarkan tidak dilukai kemudian petogen dari biakan murni di letakkan dibagian tengah lalu ditutup menggunakan plastik dan diberi label

C.  Reisolasi patogen

Siapkan tanaman cabai sudah di inokulasi sebelumnya yang terdapat gejala penyakit, potong bagian tumbuhan cabai yang terdapat gejala penyakit.  Kemudian potong diantara bagian yang terkena penyakit dan sehat, rendam potongan tersebut ke dalam larutan aquades selama 1 menit, setelah itu pindahkan ke dalam latan kloroks selama 1 menit lalu pindahkan lagi ke dalam aquades salama 1 menit.  Potongan cabai yang telah direndam kemudian dibawa ke Laminar Air Flow untuk di isolasi kembali.











III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1  Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan isolasi

No.
Gambar
Tanggal
Keterangan
1





Hari 1
18-10-2012
Terdapat bintik-bintik putih yang muncul disekitar tanaman yang diisolasi
2


Hari 2
19-10-2012
Bintik-bintik yang awalnya terdapat disekitar potongan tanaman kemudian menyebar luas pada media agar

Tabel pengamatan inokulasi (tidak dilukai)

No
Gambar
Tanggal
Keterangan
1

Hari ke 1
18-10-2012
Dihari pertama tanaman cabai tersebut terdapat sedikit warna hitam dan sedikit mengkerut
2


Hari ke 2
19-10-12
Cabai bertambah mengkerut, agar pun semakin mengecil dan terdapat sedikit bintik putih disekitar bagian agar
3


Hari ke 3
22-10-12
Bintik-bintik putih terlihat semakin jelas

Tabel pengamatan Reisolasi

No
Gambar
Tanggal
Keterangan
1



Cawan1
Hari 1
29-10-2012




cabai yang sudah di inokulasi tanpa dilukai di isolasi kembali pada 2 cawan.  Gambar disamping adalah pengamatan pada cawan pertama
2


Cawan 1
Hari 2
30-10-2012



Pad cawan pertama hari kedua, di cawan tersebut tidak terjadi kontaminasi
3


Cawan 2
Hari 1
29-10-2012


Gambar disamping adalah pengamatan pd cawan ke 2 dihari pertama.
Pada hari pertama saja sudah terjadi kontaminan
4


Cawan 2
Hari 2
30-12-2012




Cawan ke 2 hari kedua, kontaminan menyebar
5





Setelah pengamatan secara makroskopis beberapa hari, dilakukan pengamatan secara mikroskopis di mikroskop.




3.2.  Pembahasan

Pada praktikum ini, kita mengambil tanaman yang mengalami gejala dan tanda penyakit.  Penyakit yang menyerang tanaman tersebut adalah Penyakit ini disebabkan oleh patogen  (Colletotrichum gloeosporioides). Penyakit ini muncul pada buah yang belum matang (bewarna hijau). Gejala tersebut dalam bentuk  bercak-bercak cokelat sampai hitam pada buah. Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah. Pada daun juga dapat dilihat. bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Pada buah, gejala muncul hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat di waktu panen (Semangun, 2000).
Penyakit ini disebabkan oleh  (C. gloeosporioides). Cendawan ini mempunyai aservulus berbentuk bulat, jorong, tidak teratur, berseta atau tidak. Seta mempunyai panjang yang variabel, tetapi jarang yang lebih dari 200mm, tebal 4-8mm, bersekat 1-4, bewarna cokelat, pangkal agak membengkak dengan ujung meruncing yang sering membentuk konidium pada ujungnya.

Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.  Kritera ini dikenal dengan Postulat Koch, yang menjadi garis penunjuk dan sampai kini masih dipakai dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik tertentu.

Postulat koch, langkah-langkah kerjanya:
1.  Patogen harus selalu didapatkan berasosiasi dengan tanaman sakit
2.  Patogen dari tanaman sakit harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada media
     biakan murni
3.  Patogen yang tumbuh pada biakan murni harus dapat direinokulasikan dan
     ditumbuhkan pada tanaman yang sakit terdahulu
4.  Patogen pada tanaman sakit akibat reinokulasi harus dapat di reisolasi dan
    dapat ditumbuhkan pada biakan murni
Isolasi patogen adalah proses pengambilan patogen dari lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh biakan murni.
Dilihat dari praktikum yang kita lakukan sama halnya yang dijelaskan dalam definisi isolasi, kita mengambil tanaman yang mempunyai gejala dan tanda penyakit lalu di isolasi ke media biakan murni kemudian hasil isolasi tersebut diamati di bawah mikroskop, amati bentuk, warna dan ciri-ciri mikroba tersebut.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri dan cendawan penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Postulat – postulat tersebut diatas berlaku untuk patogen yang bukan tergolong ke dalam parasit obligat.
Untuk melaksanakan postulut Koch diperlukan cara bekerja khusus :
1.  Isolasi penyebab penyakit dari bagian koch tanaman yang sakit dan
     mengadakan pembiakan murni.
2.  Mempelajari sifat-sifat penyebab penyakit dalam biakan murni (Epi, 2009).
 
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Talaro, 1999).
Pemahaman mengenai bakteri yang diinokulasikan merupakan hal yang wajib. Inokulasi bakteri termasuk pula di dalamnya adalah prinsip untuk membuat lingkungan medium menjadi semirip mungkin dengan medium aslinya (Suharni, 1999).
Pemahaman ini meliputi:
1.      Sifat dan jenis mikrobia yang akan diisolasi
2.      Tempat hidup/atau asal mikrobia tersebut
3.      Medium yang sesuai untuk pertumbuhan
4.      Cara inkubasi mikrobia
5.      Cara menanam mikrobia (Soetarto, 2010)

Inokulasi patogen adalah salah satu cara peremajaan secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. 
inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1994).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
1. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampula-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokula di gorekan di permukaan media agar nutrient. Diantara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Ada beberapa teknik dalam metode gores  yaitu (a) goresan T; (b) goresan kuadran; (c) goresan radian; dan (d) metode tebar
2. Metode sebar
Setetes inokula diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggir akan muncul koloni-koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
4. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan  cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian ke dalam media.

Dalam praktikum inokulasi saat kita akan menginokulasi patogen ke tanaman cabai yang sehat, kita menggunakan teknik metode tusuk.  Dibagi 2 kelompok yaitu kelompok cabai yang dilukai dengan ditusuk dan kelompok yang tidak dilukai, dari pengamatan cabai yang dilukai sangat cepat perkembangan patogen untuk tumbuh sedangkan yang tidak dilukai perkembangannya lambat namun patogen masih bisa berkembang.

Reisolasi patogen merupakan suatu kegiatan untuk memisahkan mikroorganisme dari mikroorganisme lain yang ikut tumbuh saat proses isolasi sehingga mendapatkan kultur murni.  Reisolasi ini biasanya dilakukan pada bakteri atau jamur yang telah diisolasi namau masih terdapat kontaminan.  Tujuannya adalah untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk ciri morfologi, fisiologi dan serologi.  Selain itu juga reisolasi bertujuan untuk mendapatkan stok mikroba agar saat penelitian yang menggunakan mikroba tidak perlu lagi melakukan isolasi.
Pada praktikum reinokulasi yang kita lakukan tanaman cabai muncul gejala penyakit, maka akan dilakukan reisolasi kembali ke media biakan murni.

Faktor-faktor yang dapat memnyebabkan kegagalan dalam reisolasi antara lain
1.  Sumber inokulasi yang diberikan tidak mengandung mikroorganisme yang
     diinginkan
2.  Ketidaksterilan alat-alat yang digunakan sehingga terjadi kontaminasi
3.  Adanya udara yang masuk ke Laminar Air Flow dan kurang terampilnya
     praktikan dalam mengisolasi  

Dari praktikum postulat koch yang telah dilakukan ternyata dari bentuk, jenis dan ciri-ciri penyebab penyakit sesudah isolasi sama persis dengan penyebab penyakit sesudah reisolasi.  Berarti praktikum postulat koch berhasil mengidentifikasikan teori sama dengan hasil laboratorium.









IV.             KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum postulat koch antara lain

1.  Metode postulat koch digunakan untuk mengidentifikasikan apakah penyakit
      yang menyerang tanaman adalah patogen yang sama

2.   Teknik yang digunakan pada metode postulat koch ada empat tahapan, yaitu
      asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi

3.  Saat tahap inokulasi perkembangan patogen lebih cepat pada tanamn cabai  
     yang dilukai dibandingkan tidak dilukai

4.  Penyebab penyakit sesudah di isolasi sama persis dengan penyebab penyakit
     sesudah di reisolasi










DAFTAR PUSTAKA


Ardian.  2009.  Gejala Penyakit Tanaman.  http://ardian88. blogspot.com/. 
Diakses pada tanggal 06 November 2012.


Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.  Jakarta.


Epi.  2009.  Teknik Isolasi.  http://www.scribd.com/.  Diakses pada tanggal 06
November 2012.

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah
Mada Univ Pr

Talaro K.P.  1999.  Foundation Mikrobiologi third edition.  MC Graw Hill
            Company:Boston












Rabu, 25 September 2013

Malu Berhubungan Dengan Pertanian



MALU BERHUBUNGAN DENGAN PERTANIAN??




Jika ditanya kamu mau masuk fakultas apa?? Banyak yang akan menjawab “aku mau masuk kedokteran, aku mau masuk teknik, aku mau daftar polisi (dan bla. . .bla. . ).  Tapi pernah kah kalian menjawab “aku mau masuk fakultas pertanian”???
Sangat jarang orang yang akan menjawab seperti itu, KENAPA??
Pertama, karena banyak presepsi orang-orang awam yang belum mengenal pertanian beranggapan “Ngapain jauh-jauh kuliah tapi masuk fakultas pertanian, mau jadi petani??”.
Loh kenapa dengan pertanian, apakah jika masuk fakultas pertanian lulusnya akan menjadi petani?? Itu adalah pendapat yang orang berfikiran sempit.

Kedua, “alah.. fakultas pertanian itu lama lulusnya, susah banget mata kuliahnya, pasti kerjaannya nyangkul”.  Sekarang kita lihat apakah hanya fakultas pertanian saja yang lama lulusnya, di fakultas lain pun banyak yang lulus atau wisuda dengan waktu yang lama KENAPA?? Itu kembali lagi ke sifat orang masing-masing, jika orang tersebut malas, terlalu cinta kampus, dan selalu menjudge bahwa “saya memang tidak bisa, saya memang kurang pintar, lebih enak santai” maka jangan pernah berharap untuk wisuda dengan waktu yang cepat.
Susah banget mata kuliahnya?? Heyy dimana-mana tidak ada pelajaran yang mudah, semua pelajaran jika kita belum tahu maka semua akan terasa susah.  Tidak ada anak TK yang langsung bisa menghitung dengan perkalian, mereka bertahap belajarnya dari mengenal angka kemudian belajar menghitung.
Kerjaannya nyangkul melulu?? Siapa bilang?? Di pertanian sama kok, ada saatnya kuliah (kuliah yang berhubungan dengan pertanian).. ada saatnya melakukan praktik pertanian.  Praktik ini bukan hanya nyangkul doang!! Tapi disini di ajarkan bagaimana menanam, merawat tanaman, perternakan, perikanan dsb sesuai dengan jurusan yang diambil dari fakultas pertanian.

Mulai Mengenal Fakultas Pertanian Lebih Lanjut??
Di fakultas pertanian mempunyai 7 jurusan, apa saja itu??
1.  Agroteknologi
Disini diajarkan budidaya tanaman, ilmu tanah, hortikultura, dan hama penyakit tanaman
2.  Agribisnis
Disini diajarkan mengenai mengelola hasil produksi hasil dari pertanian, agribisnis ini adalah ekonominya untuk pertanian.
3.  Teknologi Hasil Pertanian (THP)
Disini diajarkan mengenai teknologi untuk membuat formula makanan yang berasal dari hasil pertanian, THP merupakan kokinya dari pertanian.
4.  Kehutanan
Fakultas ini untuk orang-orang yang mencintai dan melindungi alam serta memahami bagaimana pentingnya peran hutan sebagai sumber daya alam
5.  Keteknikan pertanian
Sama halnya dengan fakultas teknik, disini diajarkan merancang dan membuat alat-alat yang berhubungan dengan pertanian
6.  Perikanan
Disini diajarkan bagaimana membudidayan ikan dll
7.  Peternakan
Disini diajarkan  bagaimana berternak dan menghasilkan ternak yang baik.

Fakultas Pertanian perlu masuk pertimbangan, KENAPA??
Pernahkah kalian berfikir sarjana pertanian bisa menjadi milioner?? KOK BISA?? Heii.. itulah kenapa manusia diciptakan akal, masuk fakultas pertanian maka Anda sudah mengantongi ilmu yang berhubungan dengan pertanian, jika kita memakai ilmu tersebut seperti: dalam pertanian Anda sudah diajarkan budidaya tanaman, diajarkan budidaya ikan, diajarkan budidaya buah dsb.. setelah itu Anda membuka usaha dari ilmu yang Anda dapat kemudian usaha tersebut sukses, Apakah mungkin milioner itu dicapai?? Itu mungkin kawan. Contoh nyata dari dosen saya yang membuka kebun kelapa sawit dan lihat sekarang apa yang dia dapat, mobil kah?? Uang kah?? Lebih dari itu kawan.. Disini kita tunjukkan bahwa kita bisa jadi “PETANI BERDASI”. Petani yang menanam tanpa menyangkul,  namun petani pintar yang memanfaatkan ilmu, berbaju rapih dan sukses.

Bangga dengan Fakultas Pertanian, Kenapa??
Jangan malu kawan, kita sama-sama kuliah kan?? Seharusnya kita bangga kenapa?? Heii.. pernahkah kalian berfikir “MANUSIA MAKAN DARI MANA??” dari alat suntik anak kedokteran kan??, dari buku-buku anak keguruan kah??, atau dari alat-alat anak teknik??
Jawabannya MANUSIA MAKAN DARI TANAMAN (Sayur, buah dll) DAN HEWAN, dan ini yang kita kerjakan di pertanian kawan.. jika ada yang bertanya “Manusia Makan Nasi Kali”.  Kalian tanya lagi “MEMANG SIAPA YANG MENANAM & MENGURUS PADI HINGGA MENJADI NASI??” anak-anak kedokteran kah?? Polisi kah?? Ahli hukum kah?? Bukan kawan.. itu adalah KITA ORANG-ORANG PERTANIAN!!
So sama saja kita yang mengusahakan agar pertanian itu tetap berjalan.
Pernahkah kita berfikir “MANUSIA BERTAHAN HIDUP DENGAN APA??” gedung-gedung dari teknik kah, infus dari dokter kah, atau undang-undang dari orang hukum??
Heiii.. KITA BERTAHAN HIDUP DENGAN MAKANAN DAN TANAMAN, KENAPA??
Manusia tidak akan mendapat energi jika tidak makan, dan makanan berasal dari tanaman yang kita tanam.  Manusia juga HIDUP DENGAN BERNAFAS, siapa yang memberikan O2 (oksigen) untuk kita bernafas?? Jawabannya adalah TANAMAN. Apa jadinya jika sudah tidak ada orang yang mempunyai niat untuk menanam pohon atau tanaman?? Masih adakah pohon yang menghasilkan O2 untuk kita bernafas?? Bagaimana jika tidak ada O2 lagi?? Apakah kalian masih hidup saat O2 sudah tidak ada lagi??
So jangan merasa minder dengan fakultas yang KATANYA lebih HEBAT dari PERTANIAN.  Dokter atau orang yang mempunyai banyak uang sekalipun bisa ada, bisa sehat, bisa bekerja karena energi yang mereka ambil dari pertanian.  Bahasa kasarnya “MEREKA TIDAK AKAN ADA JIKA PERTANIAN TIDAK ADA”



SO .. NO FARM.. NO FOOD.. NO LIVE ^_^


HUTAN ATAU KELAPA SAWIT



HUTAN ATAU KELAPA SAWIT???


Negara Indonesia merupakan  Agraris ini yang mempunyai hutan-hutan tropis. Namun sangat disayangkan sekarang harus menghadapi permasalahan serius, dimana hutan-hutan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pengalihan fungsi, dari fungsi hutan menjadi Kebun-Kebun Sawit.

UU perkebunan pasal 13 ayat (1), Bab IV tentang Pemberdayaan dan Pengolahan Usaha Perkebunan: “Usaha perkebunan dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia oleh pelaku usaha perkebunan baik pekebun maupun perusahaan perkebunan”.  Kalimat dalam pasal tersebut seolah-olah mengizinkan pelaku usaha perkebunan diperbolehkan menggunakan lahan manapun diseluruh Indonesia dan tidak ada larangan untuk wilayah tertentu.
Contoh di Jambi, terjadi 29 kasus konflik lahan perkebunan antara masyarakat dengan perusahaan dan 5 kasus konflik lahan di bidang kehutanan. Ini menandakan bahwa ada perseteruan antara rakyat dengan para pengusaha dan antara rakyat dengan pemerintah dalam klaim kepemilikan hutan.  Kita tidak usah repot-repot berpikir, tentunya semua lahan yang sekarang sudah terbentuk menjadi kebun atau pemukiman, dulunya adalah hutan.  Dahulu hutan masih tersebar luas dan merata, namun kini hutan Sumatera tinggal 3,212 juta ha dari 3,736 juta ha keseluruhan hutan di Sumatera Utara, ini mengindikasikan begitu cepatnya perubahan Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan kawasan Hutan Produksi menjadi lahan lain.  Adanya perambahan hutan, illegal logging dan pengalihan fungsi hutan oleh Pemerintah atau pihak-pihak tertentu kepada pengusaha Penghasil Hutan (PPH).  Demikian juga dengan perkebunan-perkebunan sawit,  pengusaha sawit telah merubah hutan Sumatera, data membuktikan hal tersebut di Jambi dan Pekan Baru, akibat alih fungsi Hutan menjadi Perkebunan Kelapa Sawit, ribuan hektar Hutan tidak tampak lagi. Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera dan Orang Utan yang hidup di hutan-hutan Sumatera terancam kepunahannya.

Kembali kepada otonomi daerah perizinan pemanfaatan lahan yang bergantung kepada keputusan pemerintah masing-masing daerah.  Berdasarkan pasal 17ayat (5): “Izin usaha perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Gubernur untuk wilayah lintas kabupaten atau kota dan Bupati/Walikota untuk wilayah kabupaten atau kota”.  Dari pasal tersebut kembali lagi tetap membutuhkan kebijakan pemerintah, jika pemerintah sadar akan pentingnya fungsi hutan maka tidak akan ada eksploitasi besar-besaran pada lahan hutan untuk kegiatan-kegiatan pengembangan industri.

Pada UU perkebunan pasal 25 ayat (1): “Setiap pelaku usaha perkebunan wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah kerusakannya”. Dalam undang-undang tersebut hanya disebutkan agar memelihara kelestarian linkungan namun UU perkebunan belum mengatur dengan tegas keharusan bagi pemohon untuk menyelesaikan proses perubahan kelestarian lingkungan terutama kawasan hutan.  Ketiadaan peraturan ini yang menjadi peluang bagi pemohon dan pemberi izin, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja, untuk memiliki dan memberikan izin usaha perkebunan di kawasan hutan.  Implikasinya adalah tidak sedikit kawasan hutan yang secara nyata telah beralih fungsi menjadi perkebunan tanpa izin perubahan peruntukan yang sah.  Perubahan penggunaan lahan dan hutan disinyalir menjadi masalah utama deforestasi dan degradasi
hutan di Indonesia.
Pasal 19 ayat (1): “Pemerintah, provinsi, kabupaten atau kota mendorong dan memfasilitasi pemberdayaan pekebun, kelompok pekebun, koperasi pekebun, serta asosiasi pekebun berdasarkan jenis tanaman yang dibudidayakan untuk pengembangan usaha agribisnis perkebunan”.  Dan ayat (3): “Pemerintah mendorong dan memfasilitasi terbentuknya dewan komoditas yang berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan komoditas strategis perkebunan bagi seluruh pemangku kepentingan perkebunan”.  Dalam pasal tersebut kata-kata “mendorong dan memfasilitasi” mengutarakan bahwa pemerintah seakan lebih mendukung kepentingan yang berhubungan dengan pengembangan wilayah untuk perkebunan dibandingkan pengembangan wilayah untuk hutan.

Pada usaha perkebunanan memang memberikan manfaat seperti terciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat, tapi pertanyaannya sejauh mana usaha perkebunan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan sejauh mana pendapatan masyarakat meningkat dengan adanya perkebunan tersebut.  Tetapi, apakah dengan segala yang menggiurkan akan manfaat Kelapa Sawit mengakibatkan kita menghalalkan segala cara untuk menggunduli Hutan Tropis kita? Apakah kejayaan Hutan Indonesia khususnya Sumatera yang oleh UNESCO telah didaftarkan menjadi Hutan Warisan Dunia akan hilang atau punah? Sekarang dibutuhkan kesadaran dari kita semua, seluruh lapisan masyarakat Sumatera baik itu masyarakatnya maupun yang duduk di pemerintah.